Panggilan "Kakak" akan disandang seseorang kalo dia
punya minimal seorang adik. Lebih tua dari adiknya. Dan kadang orang tua juga
manggil kakak sama dia. Apalagi kalau anak pertama. Jadi seorang kakak
pasti ada enaknya dan ada juga gak enaknya (mangnya makanan enak-enak??)..
Kakak tuhhh...tanggung jawabnya lebih besar, impian orang tua juga
biasanya dibebankan sama dia. Kita bicara anak pertama yaaa. Segala tingkah
lakunya harus lebih dewasa dari adik-adiknya, contohnya: kalo ada mainan yang
dia suka tapi adiknya juga pengen,yaaa kakaknya harus ngalah. Apalagi yaa.. oh
iya kalo lagi berantem, walaupun sebenarnya yang salah adiknya kakak yang minta
maaf duluan,
kalau ada makanan porsi kakak tu agak lebih sedikit dibanding yang lain. Hehehhe..
Pada ngerasa gitu juga gak? Tapi sebenarnya
dibalik itu semua ada hikmahnya kok. Bagaimanapun juga kakak akan menjadi
teladan atau contoh buat adik-adiknya. Kalo kakaknya gak baik yaa adiknya juga
gak baik biasanya. Orang tua yang mungkin terkadang gak sengaja ngomong, “
Lihat tuh kakakmu bla..bla..bla..” dan harapannya sih kebaikan yang disebut
bukannya kejelekannya.
Jadi kakak tuuuh...selain tanggung jawabnya
besar, terkadang malah badan yang lebih kecil dari pada adik-adiknya. Jadi terkadang
orang salah tanggap, kalo yang badannya besar tuh yang kakaknya. Dalam hati ‘asiik..kelihatan
lebih muda..’ padahal karena lebih pendek aja. Mungkin, alasan kenapa badan
kakak lebih besar dari adiknya karena mikul tanggung jawab moral yang seabrek
beserta harapan orang tua yang selalu ingin anak pertamanya berhasil menjadi
manusia yang berguna. Tapi, ada manisnya juga jadi kakak, permintaannya akan
cepat cair. Orang tua akan menfasilitasi apapun agar si kakak gak kekurangan.
Kalau kakak dan adik sama-sama merantau untuk
belajar,tinggal di kos yang sama, kamar yang sama, maka biasanya kakak akan
punya tanggung jawab nyawa juga. Gimana kabar adiknya, masalah keuangan, tugas-tugasnya,
kebutuhannya, segala macem masalah yang ada sama adiknya termasuk
keselamatannya, kakak yang ngurus. Kadang, kakak ingin melepaskan tanggung
jawab itu tapi gak bisa. Ambil hikmahnya aja... mungkin Allah mentarbiyah
seperti itu agar menjadi pribadi yang bertanggung jawab, bukan hanya diri
sendiri tapi orang lain juga.
Kakak tuhh... kalau punya adik yang gak
sesuai dengan yang diharapkan kelakuannya, kadang marah, atau sankingkan
marahnya sampai mau nangis dan gak sanggup ngeluarin kata-kata lagi. Merasa tersiksa dengan perasaan cintanya pada adiknya, merasa
diri juga gak lebih baik dari adiknya, dan memutuskan merepet (menasihati sambil marah-marah). Meski kadang
si Adik gak mau dengerin, gak mau ambil pusing, gak mau tau, yang intinya bagi
Kakak hal itu sangat menyebalkan, sikap pertahanan terakhir adalah D I A M. Diam dan berdoa sama Allah
semoga kalaupun bukan dari lisannya yang didengar, semoga aja ada hal atau
orang lain yang bisa mengetuk pintu hatinya dan memahami apa yang dinasihatkan
itu adalah untuk kepentingan adiknya juga.
Menurut saya, sangat sedikit seorang kakak
yang membenci adiknya. Seorang kakak akan sebisa mungkin supaya adiknya nyaman
di dekatnya layaknya orang tua. Apapun yang bisa dia bantu selama itu dalam
kebaikan, kakak akan berusaha membantu. Seorang kakak juga biasanya lebih royal
dengan adiknya, ingin memberikan yang terbaik utuk adiknya, ingin adiknya jauh
lebih baik dari dirinya. Meskipun demikian, adiknya juga gak selalu merespon
baik setiap perlakuan baik si Kakak. Kembali ke pertahanan terakhir.
In the end, apapun yang terjadi tetaplah
tersenyum. Keep positive thinking, kakak!
Ambillah hikmah dari setiap kejadian, masalah
dan kesulitan dalam menghadapi adik-adikmu. Anggaplah itu menjadi pembelajaran
dan akan ada result dari tiap cobaan. Biarlah Allah yang menilai apa itu salah
atau benar,, tenanglah....kan yang nilai kita adalah Pemberi Nilai Yang
Terbaik,,,nilai yang paling kita harapkan pastilah keridhoan Allah. Jadi,
semangat untuk jadi kakak yang lebih baik lagi, ya kakak!!!
SemangKa (Semangat
Kakak!!!)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar