Aku MARAH....!!!
Ngomong-ngomong
tentang MARAH, mungkin saya, kamu dan kita semua pernah dalam keadaan ini.
Biasanya berawal dari kekecewaan terhadap seseorang ataupun suatu kejadian.
Karena dihina,dijelek-jelekkan keluarganya, menunggu terlalu lama temen yang
gak on time, suasana yang panas dan tak segan menusuk kulit sampai ke dalam.
Cemburu, merasa gak diperhatiin, telpon gak diangkat, sms gak dibalas, dan
masih ada semilyar alasan untuk membuat hati ini meledakkan segala amarah yang
ada.
Kalo dah gak bisa
nahan marah yang hampir membuncah maka terkadang diripun tak bisa mengontrol
emosi, kata-kata setajam silet bahkan pisau yang siap menusuk siapapun yang
dimarahi. Bahkan kekerasan sering terjadi loh...dan berakhir dengan KEMATIAN..
Ngeri deh kalo bicara tentang MARAH... Karena saat marah diri kita tuh gak
sendirian, temennya tuh SETAN yang siap membantu segala keluhan asalkan kita
bisa melampiaskan kemarahan sejadi-jadinya. Dia akan menjadi pendukung di
barisan paling depan menyemangati kita agar tidak pernah sekalipun berpikir
untuk memaafkan orang yang bermasalah dengan kita. Nah, kalo kita juga merasa
terpancing dengan segala dugaan yang terus-menerus menghujam di dada, tanpa
disertai dengan akal rasional yang pertama kali senang yah dia itu...SETAN..
Mau jadi temennya
setan????
Kalo ditanya
mah...gak ada yang mau. Tapi kenyataan berkata lain. Banyak yang dah waktunya
shalat tapi gak shalat, alasannya sibuk, gak sempat dsb. Banyak yang gara-gara
hal kecil aja MARAH nya bukan main. Banyak yang diajak jalan menuju ke syurga,
tapi berlama-lama dan berbahagia di jalan menuju neraka bersama SETAN, IBLIS
dan Sahabat-sahabatnya. Tapi saya yakin kita gak termasuk di dalamnya. AMIN..
Trus apa
untungnya kalo kita menahan marah?
"Siapa
yang menahan marah, padahal ia dapat memuaskannya (melampiaskannya), maka kelak
pada hari kiamat, Allah akan memanggilnya di depan sekalian makhluk.
Kemudian, disuruhnya memilih bidadari sekehendaknya." (HR. Abu Dawud -
At-Tirmidzi)
Pada
dasarnya, tabiat manusia yang beragam: keras dan tenang, cepat dan lambat,
bersih dan kotor, berhubungan erat dengan keteguhan dan kesabarannya saat
berinteraksi dengan orang lain. Orang yang memiliki keteguhan iman akan
menyelurusi lorong-lorong hati orang lain dengan respon pemaaf, tenang, dan
lapang dada.
Menurut
riwayat, ada seorang Badwi datang menghadap Nabi S.A.W. dengan maksud
ingin meminta sesuatu pada beliau. Beliau memberinya, lalu bersabda, "Aku
berbuat baik padamu." Badwi itu berkata, "Pemberianmu tidak
bagus." Para sahabat merasa tersinggung, lalu mengerumuninya dengan
kemarahan. Namun, Nabi memberi isyarat agar mereka bersabar.
Kemudian,
Nabi S.A.W. pulang ke rumah. Nabi kembali dengan membawa barang tambahan untuk
diberikan ke Badwi. Nabi bersabda pada Badwi itu, "Aku berbuat baik
padamu?" Badwi itu berkata, "Ya, semoga Allah membalas kebaikan Tuan,
keluarga dan kerabat."
Keesokan
harinya, Rasulullah S.A.W. bersabda kepada para sahabat, "Nah, kalau pada
waktu Badwi itu berkata yang sekasar engkau dengar, kemudian engkau tidak
bersabar lalu membunuhnya. Maka, ia pasti masuk neraka. Namun, karena saya bina
dengan baik, maka ia selamat."
Beberapa
hari setelah itu, si Badwi mau diperintah untuk melaksanakan tugas penting yang
berat sekalipun. Dia juga turut dalam medan jihad dan melaksanakan tugasnya
dengan taat dan ridha. Rasulullah S.A.W. memberikan contoh kepada kita tentang
berlapang dada. Ia tidak panik menghadapi kekasaran seorang Badwi yang memang
demikianlah karakternya. Kalau pun saat itu, dilakukan hukuman terhadap si
Badwi, tentu hal itu bukan kezhaliman.
Adakalanya,
Rasulullah S.A.W. juga marah. Namun, marahnya tidak melampaui batas
kemuliaan. Itu pun ia lakukan bukan karena masalah pribadi. Melainkan,
karena kehormatan agama Allah.
Rasulullah
S.A.W. bersabda, "Memaki-maki orang muslim adalah fasik (dosa), dan
memeranginya adalah kufur (keluar dari Islam)." (HR. Bukhari)
Sabdanya pula, "Bukanlah seorang mukmin yang suka mencela, pengutuk,
kata-katanya keji dan kotor." (HR. Turmudzi).
Dari
Abdullah bin Shamit, Rasulullah S.A.W. bersabda, "Apakah tiada lebih
baik saya beritahukan tentang sesuatu yang dengannya Allah meninggikan
gedung-gedung dan mengangkat derajat seseorang?" Para sahabat menjawab,
"Baik, ya Rasulullah." Rasulullah saw bersabda, "Berlapang
dadalah kamu terhadap orang yang membodohi kamu. Engkau suka memberi maaf
kepada orang yang telah menganiaya kamu. Engkau suka memberi kepada orang yang
tidak pernah memberikan sesuatu kepadamu. Dan, engkau mau bersilaturahim kepada
orang yang telah memutuskan hubungan dengan engkau." (HR. Thabrani).
So,
guyZ...kalo mau masuk syurga bareng-bareng, yuk kita sama-sama belajar menahan
amarah. Rasul aja bisa kenapa kita gak? Kan sama-sama manusia...ya kan??