Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh... Salam Ukhuwah,,untuk mu saudaraku... Allahuakbar!!!

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Salam Ukhuwah,,untuk mu saudaraku..
Allahuakbar!!!

Jumat, 25 Februari 2011

Bahagia ≠ Banyak Uang

Kebahagiaan tiada tara yang dirasakan oleh seorang anak adalah ketika orang tuanya melimpahkan kasih sayang padanya. Tapi di jaman sekarang ini sebagian dari orang tua malah menganggap anaknya akan bahagia bila dia punya banyak uang. Lalu dengan gampangnya mereka pergi ke luar kota dalam jangka waktu yang lama atau pergi subuh dan pulang saat anaknya tertidur tanpa memperhatikan kondisi anaknya. Dan bila ditanyakan alasan, mereka menjawab semua ini saya lakukan demi anak saya.


Pernahkan terpikirkan olehmu kawan, meskipun uang merupakan alat untuk memenuhi kebutuhan tapi kasih sayang melebihi segalanya. Akan kuceritakan sebuah kisah nyata tentang pasangan suami istri yang saling menguatkan untuk membesarkan anak-anak mereka.


Mereka menikah pada tahun 1989, dengan kehidupan yang sederhana. Sang Suami hanya lulusan SMA dan bekerja di Koperasi dan gajinya tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dan istrinya seorang guru SD pegawai negeri, dengan gaji yang sedikit lebih tinggi dari Suami. Meskipun Istrinya lebih tua dua tahun tapi Sang Suami tetaplah menjadi kepala keluarga dan istrinya menghormati keputusan suaminya.


Setelah satu tahun berumah tangga sang istri kemudian hamil anak pertama, Sang suami selalu mendampingi Sang istri dan menyanggupi apa yang istrinya inginkan karena biasanya orang hamil itu mengalami masa ngidam. Tepat bulan sembilan anak pertama mereka lahir dengan selamat namun dengan berat di bawah berat normal seorang bayi. Tetap ucapan syukur yang terlafaz dari bibir mereka yang basah oleh keringat dan airmata..


Mereka yang hidup sederhana tetap memantau anak mereka dan memberikan kasih sayang yang melimpah. dan setelah 5 tahun menikah mereka memiliki tiga orang anak yang mereka sebut sebagai harta yang paling berharga mereka. Dalam pernikahan pasti tidak semua satu pikiran dan pertengkaran pun pasti ada, meski itu kecil atau besar. Tapi mereka menunggu anak mereka tidur dulu.


Dalam rumah tangga mereka yang lebih banyak memenuhi kebutuhan adalah Sang Istri karena gaji istri lebih banyak 3 kali lipat dari pendapatan Sang suami. Mungkin dalam pikiran normal mereka mungkin akan bertukar posisi, Sang istri jadi kepala rumah tangga barangkali?


Tapi itu tidak terjadi, perjalanan ke tempat mengajar Sang Istri cukup berat untuk dijalani maka Sang suami selalu mengantar jemput Sang istri setiap hari. Seorang suami yang tidak mau kalah dalam memberikan kasih sayang kepada istri. Dan Sang suami juga mengantarkan anak-anak mereka sekolah dengan menggunakan sepeda motor. Mungkin dalam pikirannya, dia tidak bisa memenuhi dari segi materi tapi kasih sayang yang dia tunjukkan dengan selalu mengantarkan anak-anaknya kemanapun mereka pergi, meski lelah karena baru pulang kerja tapi dia tetap bangkit ketika anaknya ingin pergi ke suatu tempat misalnya ke kota untuk memotocopy atau membeli yang lain.






Pernah kutanya pada Sang istri apa pendapatnya tentang suaminya?? Dengarlah pernyataannya ini kawan..!
" Aku tau suamiku tidak bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga kami, dan aku berbagi dengannya. Suamiku bertugas membeli beras dan aku yang memenuhi kebutuhan lainnya. Mungkin orang akan berpikir suamiku memanfaatkan aku, tapi aku tak pernah merasakan hal itu. Anak-anak kami sangat menyayangi kami, terbuka dalam hal apapun membuat kami tidak khawatir jika mereka melakukan sesuatu. Karena kami yakin mereka tidak akan melakukan hal-hal yang tidak baik di luar sana.
Aku pernah hampir kena struk dan dia selalu mendampingiku. Dia sangat menyayangiku dan memanjakanku. Meskipun usia pernikahan kami sudah memasuki 23 tahun, dia tetap menunjukkan kesetiaannya padaku. Mungkin kata-kata cinta tidak bisa menggambarkan betapa luasnya lautan kasih sayangnya untukku, dan dia jarang mengatakan cinta padaku. Tapi geraknya, tingkah lakunya,dan semua perbuatannya berlandaskan cinta yang tulus. Aku tak memungkiri bahwa ada perasaan berat ketika semua harus aku yang penuhi tapi itu bisa tertepiskan dengan mengingat pengorbanannya yang turut membesarkan anak-anak kami dengan caranya sendiri.
Aku pun bersyukur pada Allah, karena telah menganugerahi aku seorang suami seperti dia, meskipun setiap manusia memiliki kelemahan tapi saling melengkapi itu indah. Sankingkan sayang nya aku, pernah ku memikirkan bagaimana jika aku tanpa dia, dan menginginkan agar nantinya akulah yang mendahuluinya menemui Sang Pemilik Kehidupan, karena aku merasa tak sanggup tanpanya. Ini bukan ucapan gombal yang sering diucapkan anak muda zaman sekarang, tapi itulah hatiku. Suamiku berhasil menyamai kedudukanku di mata anak-anak, dan bersama kami berusaha menyokong apapun yang anak kami inginkan selama itu masih dalam hal yang benar.
Dia telah menunjukkan cinta yang seutuhnya padaku, sampai aku merasa malu saat aku memarahinya karena kesalahan kecil. Terima kasih telah mencintaiku, Suamiku.. Semoga Allah mempertemukan kita dan anak-anak kita di Syurga-Nya.."


Itulah yang terindah kawan jika semua berdasarkan cinta dan pengobanan, maka kebahagiaan akan datang menghampirimu. Cintailah Tuhanmu, Allah SWT dengan sebenar-benar cinta bukan hanya ucapan tapi juga pengorbanan. Cintai pekerjaanmu, profesimu, keluargamu, dirimu sendiri, tapi jangan sampai melampaui kecintaanmu pada Sang Pemilik Cinta dan Rasulnya yang welas asih..